Ekonom: Demo Murni, Tak Di tunggangi Asing

Table of Contents


POSAKTUAL.COM - 
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menolak anggapan bahwa gelombang aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Agustus lalu ditunggangi pihak tertentu. Menurutnya, protes yang merebak adalah bentuk kemarahan murni masyarakat terhadap kegagalan pemerintah memperbaiki kondisi ekonomi.

“Ini murni ledakan emosi publik. Pemerintah tidak berhasil menjawab persoalan utama, seperti lapangan kerja dan ketimpangan yang makin tajam,” kata Bhima. Ia mengingatkan, ketidakpuasan masyarakat yang diabaikan justru berpotensi memperburuk perekonomian. Para pejabat pun dinilai menutup mata terhadap tuntutan penting, mulai dari reformasi perpajakan hingga evaluasi penggunaan anggaran.

Bhima menambahkan, gejolak di jalanan hanyalah puncak gunung es. Investor, kata dia, lebih melihat masalah fundamental yang tidak terselesaikan dalam kebijakan ekonomi nasional. Hal ini, menurutnya, yang menimbulkan rasa tidak percaya, bukan semata karena aksi protes itu sendiri.

Ia juga mempertanyakan klaim pemerintah bahwa ekonomi tumbuh 5,12 persen pada kuartal II 2025. Menurut Bhima, angka tersebut tidak selaras dengan kondisi nyata di lapangan. “Sulit mempertahankan pertumbuhan di atas 5 persen bila daya beli lemah dan kemarahan publik terus memanas. Momentum rebound global bisa hilang, termasuk peluang relokasi pabrik asing ke Indonesia,” jelasnya.

Gelombang demonstrasi semakin meluas setelah seorang driver ojek online, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di tengah aksi di Jakarta. Affan bukan peserta demo, melainkan sedang mengantar pesanan. Tragedi itu membuat amarah publik semakin membara. Hingga hari ini, aksi protes masih terjadi di Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Solo. Selain menuntut keadilan bagi Affan, massa juga menyuarakan kritik keras terhadap gaji dan tunjangan fantastis anggota DPR.

IKUTI KAMI DI GRUP WHATSAPP : POSAKTUAL
IKUTI KAMI DI GRUP TELEGRAM : POSAKTUAL