POSAKTUAL.COM - Bekas luka di pelipis kiri meyakinkan keluarganya di Lampung bahwa
pria yang ditemukan di RS Jiwa Aceh adalah benar Ajun Brigadir Polisi
(Abrip) Asep yang jadi korban tsunami Aceh 2004 lalu.
Keyakinan
pihak keluarga ini didasari foto pembanding antara foto Asep yang ada di
RS Jiwa Aceh dengan foto yang dimiliki keluarga di Natar Lampung
Selatan, Bandar Lampung, asal Abrip Asep.
Foto Abrip Asep yang mengenakan pakaian dinas Polri dan pria yang mengenakan baju oranye, sangat mirip.
“Keluarga
yakin itu Asep, karena dilihat sama-sama ada bekas luka di pelipis
kirinya. Dari kedua foto itu, memang ada bekas luka di pelipis. Makanya
keluarga yakin itu Asep,” kata kakak sepupu Asep, Aiptu Nazori kepada
wartawan, Rabu (18/3).
Dari keyakinan itulah, pihak kepolisian
dimana tempat Asep bertugas juga sudah mendatangi rumah keluarga Asep di
Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Bandar Lampung.
Usai viral foto Abrip Asep, keluarganya saat ini sedang bermusyawarah untuk berangkat ke Aceh.
Dengan kondisi pandemi saat ini, memang perlu diadakan musyawarah untuk memastikan siapa saja yang akan berangkat ke Aceh.
“Saat
ini masih belum diputuskan siapa saja akan berangkat ke Aceh untuk
menjemput Asep. Masih musyawarah dulu, di rumah orangtua Asep juga sudah
ada perwakilan dari Polri untuk ikut musyawarah,” katanya.
Untuk berangkat ke Aceh juga, menurutnya belum bisa dipastikan kapan.
Bila nantinya sudah ada hasil musyawarah siapa yang akan berangkat dan waktunya kapan, barulah dipersiapkan.
Namun,
sejauh ini pihak keluarga masih bermusyawarah dan berkoordinasi dengan
perwakilan Polri terkait keberangkatan menjemput Abrip Asep ke Banda
Aceh.
Sebelumnya, firasat ibu kandung Ajun Brigadir Polisi
(Abrip) Asep bahwa anaknya masih hidup telah terbukti. Selama 17 tahun
dia yakin anaknya selamat dari terjangan tsunami Aceh 2004.
Selama 17 tahun dia memelihara firasat itu atau sejak akhir Desember 2004.
“Kalau
saya datang ke rumah orangtua Asep, ibunya selalu bilang kalau Asep
masih hidup. Saat itu, saya hanya memberi semangat kepada ibu untuk
mengikhlaskan saja,” ujar Aiptu Nazori, salah satu kerabat Abrip Asep,
Rabu (17/3/2021).
Akan tetapi, ibu kandung Asep ini sangat yakin
bila Asep masih hidup dan selamat dari bencana tsunami ini. Namun, tidak
diketahui keberadaannya saat itu.
Pihaknya keluarga, juga terus berdoa bila memang Asep masih hidup agar Allah SWT dapat memberikan petunjuk keberadaannya.
Abrip Asep saat itu sedang bertugas di Aceh karena konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masa itu.
Abrip
bertugas sebagai pasukan Bantuan Keamanan Operasional Brimob Resimen II
Kedung Halang Bogor ke Polda Aceh dan bertugas sebagai Poskotis Brimob
Peukan Banda Aceh tahun 2004.
Ketika itulah terjadi tsunami yang meluluhlantahkan Aceh dan daerah sekitarnya.
Abrip Asep dinyatakan hilang dan kemungkinan besar meninggal karena tsunami yang menerjang pos tempatnya bertugas.
Keluarga besar Abrip Asep sempat pasrah dan hanya menyerahkan bencana yang menimpa Asep ini kepada Allah.
Pihak keluarga juga sudah melaksanakan tahlilan untuk mengirim doa bagi Abrip Asep.
Meski
semua doa telah dikirim keluarganya kepada Abrip Asep, namun ibunya
masih tetap berkeyakinan bahwa anak kandungnya ini masih
hidup.[pojoksatu]