POSAKTUAL.COM - Bursa calon penerus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mencuat meski Kongres PDIP masih jauh. Nama kuat suksesor Mega saat ini adalah dua anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Lantas, bagaimana dengan nama di luar trah Sukarno?
Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, menilai cukup sulit mencari pengganti Megawati di luar trah Sukarno. Sebab, perjalanan sejarah membuktikan hal tersebut.
"Sebenarnya sangat sulit mencari sosok pengganti Ketum PDIP di luar Puan dan Prananda. Partai ini bisa kuat dan besar sampai saat ini karena faktor trah Sukarno. Ada nilai historis yang melekat di situ," kata Adi kepada wartawan, Selasa (13/4/2021).
Namun, menurut Adi, dalam politik, apa pun bisa terjadi dalam sekejap. Sesuatu yang mustahil, katanya, bisa terwujud. Oleh sebab itu, dia menilai nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala BIN Budi Gunawan (BG) bisa menjadi penerus Megawati.
"Kalau melihat gosip politik yang berkembang di media selama ini, ada nama Jokowi dan Budi Gunawan yang selalu dinilai pas sebagai suksesor Megawati. Dua nama besar yang dinilai bisa melanjutkan success story PDIP ke depan," ujar Adi.
Jokowi dan BG dinilai memiliki nama besar dan paham seluk-beluk PDIP. Namun, kata Adi, semua kembali ke Mega soal suksesor di tampuk pimpinan PDIP.
"Soal ketum PDIP ke depan semua sangat tergantung Megawati sebagai satu-satunya veto player yang bisa memilih penggantinya. Ini 'enaknya' di PDIP, ketum baru dipilih ketum petahana. Jadi gejolak internal bisa dihindari. Ada ada sosok kunci yang bisa jadi pemersatu," ucap Adi.
Senada dengan Adi, pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio atau Hensat, memiliki analisis yang sama. Jokowi dan BG dinilai sebagai sosok kuat menggantikan Mega di luar trah Sukarno.
"Yang pertama, saya jauh-jauh hari mengatakan dua kelompok besar sebetulnya non-trah Sukarno dan trah Sukarno. Kalau non-trah Sukarno kan saya rasa nama yang saat ini kuat adalah ada dua nama, Presiden Joko Widodo atau Kepala BIN Budi Gunawan. Itu kuat menurut saya," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Solo, Fx Hadi Rudyatmo, mendorong Prananda menjadi pengganti Megawati. Dukungan agar Prananda maju itu disampaikan Rudy saat bicara soal kaderisasi yang disebutnya harus dilakukan pada 2024. Dia menyinggung soal Megawati, yang sudah menjadi Ketum PDIP sejak 1998.
"Kaderisasi harus dilakukan sedini mungkin. Karena Bu Mega Ketua Umun PDIP sejak 1998. Kalau 2024 ingin menyerahkan tongkat estafet, kita harapkan ke Mas Prananda," kata Rudy.
Elite PDIP, Hendrawan Supratikno, kemudian buka suara. Dia mengungkap ada perintah Megawati kepada Prananda dan Puan.
Hendrawan juga menyebut siapa Ketum PDIP berikutnya berada di tangan Megawati. Dia mengatakan AD/ART PDIP mengatur Ketum PDIP yang baru diputuskan oleh Megawati selaku Ketum petahana.
"Dalam AD/ART PDIP sudah jelas, ketum yang baru diputuskan oleh ketum petahana. Jadi tidak perlu ada kubu-kubuan, dukung-mendukung atau seru-menyeru. Ibu Megawati yang akan memutuskan," kata Hendrawan.
Hendrawan menyebut Prananda dan Puan punya peran masing-masing di PDIP. Dia mengatakan pembagian peran itu merupakan perintah dari Megawati.
Menurut Hendrawan, Megawati memerintahkan Puan bergerak di hilir PDIP, seperti eksekutif dan legislatif. Sedangkan Prananda, kata Hendrawan, bergerak di hulu, seperti mengkonsolidasi partai.[detik]