POSAKTUAL.COM - Dua gereja Katolik dibakar di British Columbia, Kanada pada Sabtu (26/6/2021) dalam insiden terbaru penghancurak gereja menyusul penemuan kuburan massal pribumi pada akhir bulan lalu. Ini merupakan gereja keempat yang dibakar sejak dua kuburan massal ditemukan di bekas sekolah asrama untuk anak-anak suku pribumi atau First Nations.
Dua kebakaran itu dilaporkan pada Sabtu pagi, menghanguskan Gereja Lady of Lourdes di Chopaka dan Gereja St. Ann di Hedley, yang berjarak sekira 60 kilometer jauhnya. St. Ann berada di tanah milik Suku Indian Upper Similkameen, dan Chopaka berada di wilayah Lower Similkameen.
Kedua bangunan tersebut terbuat dari kayu, berusia lebih dari 100 tahun, dan berfungsi sebagai tempat pertemuan dan untuk umat Katolik dari kedua suku serta masyarakat sekitarnya.
“Ini bukan keadilan atas apa yang terjadi pada rakyat kita. Ini adalah kebodohan oleh beberapa individu!,” Rose Holmes dari Hedley, seorang anggota suku, mengatakan kepada outlet berita lokal Castanet.
Kepala Suku India Lower Similkameen Keith Crow mengatakan kepada CBC bahwa dia menerima telepon bahwa gereja Chopaka terbakar sekira jam 4 pagi pada Sabtu, dan gereja itu benar-benar habis dilalap api pada saat dia tiba di sana, setengah jam kemudian.
"Saya marah," kata Crow. “Saya tidak melihat ada hal positif yang datang dari ini dan itu akan sulit.”
Dia berpikir kebakaran itu “bukan hanya kebetulan,” setelah api juga merenggut gereja St. Gregorius di Osoyoos dan Gereja Hati Kudus di wilayah Suku Indian Penticton pada Senin (21/6/2021) lalu.
Royal Canadian Mounted Police sedang menyelidiki kebakaran sebagai kemungkinan pembakaran, tetapi sejauh ini tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Para pemimpin suku khawatir beberapa anggota komunitas mereka mungkin dilanda kemarahan atas penemuan kuburan massal di dua lokasi di Kanada selama sebulan terakhir. Pekan lalu, 751 kuburan tak bertanda ditemukan di lokasi bekas sekolah perumahan di Marieval, Saskatchewan. Sementara 215 kuburan lainnya ditemukan di Kamloops, British Columbia awal bulan ini.
Dalam sebuah pernyataan dewan suku Lower Similkameen menyatakan bahwa meski mereka memahami kesedihan dan kemarahan warga di wilayah Nation Indian atas penemuan kedua kuburan massal itu, ada cara yang lebih baik untuk menghadapi isu tersebut. Para pemimpin Osoyoos dan Penticton juga mengutuk penghancuran gereja-gereja di wilayah mereka.
Gereja Katolik Roma mengoperasikan sebagian besar dari sekira 140 sekolah asrama yang didirikan oleh pemerintah Kanada pada 870-an untuk “membudayakan” dan mengasimilasi anggota First Nations dengan memisahkan anak-anak dari keluarga mereka. Beberapa sekolah beroperasi sampai tahun 1990-an.
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Kanada yang dibentuk untuk menyelidiki sekolah-sekolah tersebut menyimpulkan pada 2008 bahwa sistem dan kebijakan asimilasi itu sendiri dapat digambarkan sebagai ‘genosida budaya’. [okezone]