POSAKTUAL.COM - Seorang guru SD asal Surabaya mencatatkan namanya di Olimpiade Tokyo 2020. Bukan sebagai atlet, namun sebagai salah satu wasit bulu tangkis di ajang pesta olahraga dunia empat tahun sekali itu.
Guru tersebut adalah Qomarul Lailah (43). Perempuan yang akrab disapa Lia itu merupakan pengajar mata pelajaran Bahasa Inggris di SDN Sawunggaling 1 Surabaya.
Lia menuturkan, awal mula terjun menjadi wasit buku tangkis sekitar tahun 2020. Saat itu ia mencoba mengikuti pelatihan dan ujian di tingkat provinsi. Tak disangka ujian yang diikutinya lulus.
Menurut Lia, awalnya ia tidak tertarik sama sekali menjadi wasit bulu tangkis. Hal itu karena banyaknya peraturan yang ia tidak pahami. Tak hanya itu, ia juga mengaku kerap mendapat protes dari para pemain.
Meski begitu, Lia tak patah arang. Ia terus belajar dan menambah pengetahuan aturan-aturan di permainan bulu tangkis. Salah satunya yakni dengan membaca buku.
"Sampai para pemain berteriak 'kok begitu wasitnya', ada yang bilang 'ini wasit lulusan mana, harus sekolah wasit lagi'. Lalu dengan tetap optimis saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Dan buku itu memang segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris," tutur Lia, Senin (9/8/2021).
Merasa kemampuan dan pengetahuan soal badminton cukup, lia kemudian mencoba mengikuti berbagai ujian nasional. Singkat cerita, namanya semakin melejit dalam dunia perwasitan nasional.
Atas apa yang diraihnya itu, ia mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak. Terkhusus kepada Kepala SDN Sawunggaling 1 yang telah memberikannya kesempatan.
"Terima kasih juga untuk Kepala SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak, matur nuwun sekali lagi," kata Lia.
Lia mengaku, meski telah menjadi wasit bulu tangkis internasional, ia tetap tak melupakan kewajibannya sebagai guru. Ia bahkan menularkan semua kesuksesan dan ilmu yang didapat di perwasitan ke anak-anak didiknya di SD.
Dalam setiap kesempatan, tak jarang Lia selalu mengajak siswanya agar selalu disiplin, percaya diri dan panyang menyerah. Sebab hal itu merupakan kunci penting dalam meraih kesuksesan.
Ia kemudian mengumpamakan kepercayaan diri dengan suporter Persebaya yakni Bonek. Karena dengan semangat wani ini, Lia mengajak siswanya agar mampu berani percaya diri dan berani bicara, dalam hal ini yakni berbahasa Inggris.
"Ternyata itu betul-betul terjadi, ketika kita menerapkan tiga hal itu akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin," ujar Lia.
"Kalau kamu pengen berhasil Nak, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real Bonek, jadi Bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu 'wani' berbicara Inggris," imbuh Lia.
Kabid Sekolah Dasar Dispendik Kota Surabaya, M Aries Hilmi mengaku bangga atas terpilihnya Lia menjadi wasit Olimpiade Tokyo 2020. Bagi dia, pengalaman yang diraihnya tersebut dapat menumbuhkan semangat baru, baik guru maupun pelajar yang ada di Kota Pahlawan.
"Jadi memang luar biasa ada guru kita yang menjadi wasit di event internasional. Semangat ini lah yang kita harapkan dan mampu mewarnai guru-guru yang ada di Kota Pahlawan," pungkas Aries.(detik)